Saat ini kopi Excelsa tidak banyak dibudidayakan. Lebih dari 90% perdagangan kopi dunia dikuasai oleh jenis kopi Arabika dan Robusta, sebagian kecil sisanya Liberika dan Excelsa. Di Indonesia kopi Excelsa bisa ditemukan di Jambi, ditanam di dataran rendah bertanah gambut.
Klasifikasi tanaman
Seperti sudah disinggung di awal ada banyak nama sinonim untuk nama latin kopi Excelsa. Auguste Chevalier, menyebut kopi ini sebagai spesies Coffea Excelsa. Sementara itu peneliti lainnya, yakni Émile De Wildeman dan Théophile Durand menyebutnya sebagai spesies Coffea Dewevrei.
Belakangan, Jean Paul Antoine Lebrun, menggolongkan kopi Excelsa sebagai salah stau varietas dari kopi Liberika dengan nama ilmiah Coffea Liberica var. Dewerei. Selain itu, ada juga yang menamakannya Coffea Liberica var Excelsa. Meskipun memiliki banyak nama sinonim, dalam dunia perdagangan komoditas ini dikenal sebagai Excelsa.
Habitat tumbuh
Tanaman kopi Excelsa cocok dikembangkan pada ketinggian lahan mulai 0-750 meter di atas permukaan laut. Idealnya di daerah beriklim tropis dengan curah hujan sedang. Pada tingkat curah hujan tinggi tanaman ini akan lebih mengembangkan kayunya dibanding buahnya. Kopi Excelsa memerlukan waktu satu hingga dua bulan dengan curah hujan kurang dari 50 mm untuk berbunga. Tanaman ini diketahui tahan terhadap penyakit Karat Daun (Hemileia Vastratrix - HV). Produktivitas kopi Excelsa mencapai 1,2 ton per hektar.
Klasifikasi tanaman
Seperti sudah disinggung di awal ada banyak nama sinonim untuk nama latin kopi Excelsa. Auguste Chevalier, menyebut kopi ini sebagai spesies Coffea Excelsa. Sementara itu peneliti lainnya, yakni Émile De Wildeman dan Théophile Durand menyebutnya sebagai spesies Coffea Dewevrei.
Belakangan, Jean Paul Antoine Lebrun, menggolongkan kopi Excelsa sebagai salah stau varietas dari kopi Liberika dengan nama ilmiah Coffea Liberica var. Dewerei. Selain itu, ada juga yang menamakannya Coffea Liberica var Excelsa. Meskipun memiliki banyak nama sinonim, dalam dunia perdagangan komoditas ini dikenal sebagai Excelsa.
Deskripsi tanaman
Kopi Excelsa ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. Dia menemukan kopi ini di sekitar aliran Sungai Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika Barat. Warna daunnya hijau tua dengan bagian belakang berwarna hijau terang. Ukuran daun lebar dan luas. Bunganya berwarna putih dan besar, tumbuh berkelompok terdiri dari satu sampai lima bunga dalam satu kelompok. Buah kopi Excelsa pendek dan lebar. Bijinya lebih kecil dari Robusta, warnanya kuning cerah seperti Liberika.
Kopi Excelsa ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. Dia menemukan kopi ini di sekitar aliran Sungai Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika Barat. Warna daunnya hijau tua dengan bagian belakang berwarna hijau terang. Ukuran daun lebar dan luas. Bunganya berwarna putih dan besar, tumbuh berkelompok terdiri dari satu sampai lima bunga dalam satu kelompok. Buah kopi Excelsa pendek dan lebar. Bijinya lebih kecil dari Robusta, warnanya kuning cerah seperti Liberika.
Habitat tumbuh
Tanaman kopi Excelsa cocok dikembangkan pada ketinggian lahan mulai 0-750 meter di atas permukaan laut. Idealnya di daerah beriklim tropis dengan curah hujan sedang. Pada tingkat curah hujan tinggi tanaman ini akan lebih mengembangkan kayunya dibanding buahnya. Kopi Excelsa memerlukan waktu satu hingga dua bulan dengan curah hujan kurang dari 50 mm untuk berbunga. Tanaman ini diketahui tahan terhadap penyakit Karat Daun (Hemileia Vastratrix - HV). Produktivitas kopi Excelsa mencapai 1,2 ton per hektar.
Di Indonesia kopi Excelsa dibudidayakan secara terbatas di daerah Tajung Jabung Barat, Jambi. Tanaman ini bisa tumbuh di tanah gambut yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Kopi Excelsa termasuk tanaman kopi yang bisa cepat menghasilkan, dalam kurun 3,5 tahun buahnya sudah bisa dipanen.